Jakarta – Federasi Serikat Buruh Makanan dan Minuman (FSBMM) yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) bersama sejumlah elemen mahasiswa menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Selasa (13/9) dikawasan istana negara. Aksi di mulai pukul 10.00 WIB yaitu dengan longmarch dari depan kantor ILO menuju kawasan istana Negara, Jakarta.
Dalam Aksi demo tolak kenaikan BBM ini masa aksi membawa lima poin tuntutan, yaitu:
Menurut Gebrak, kenaikan harga BBM menyebabkan efek domino, yakni kenaikan harga bahan-bahan pokok akibat biaya produksi dan distribusi yang juga meningkat. “Akibatnya masyarakat semakin terpuruk dan menderita.
Juru bicara Gebrak Nining elitos mengatakan tuntutan tersebut disuarakan karena kebijakan pemerintah dianggap tidak berpihak kepada rakyat. Ia juga mengatakan aksi hari ini sebagai peringatan bagi pemerintah.
Tak berhenti di situ, Nining juga menyebut buruh tengah bersiap untuk mengadakan mogok kerja sebagai bentuk protes terhadap kekuasaan.
“Kebijakan ini tidak berpihak pada rakyat. Jangan sampai kemudian rakyat betul-betul marah. Hari ini adalah sebagai peringatan terhadap kekuasaan,” kata Nining.
“Iya kita ini akan mempersiapkan pemogokan-pemogokan karena memang ini adalah sebagai peringatan kita pada kekuasaan. Berhentilah mengeluarkan berbagai kebijakan,” sambung Nining.
Hal senada pun disampaikan oleh bung Jono juru bicara FSBMM dalam orasi politiknya yang mengecam kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dengan dalih Anggaran subsidi BBM membengkak dan dinilai tidak tepat sasaran.
Menurut bung Jono menaikkan harga BBM ditengah kondisi perekonomian yang belum pulih akibat pandemi covid-19 hanya akan memperburuk keadaan apalagi untuk kaum Buruh yang 3 tahun ini upahnya tidak pernah naik.
Buruh Bersatu, Tak Bisa Dikalahkan!
Berani Berjuang, Pasti Menang!